MAKNA INSECURE DALAM TAFSIR AL-MISHBĀH PERSPEKTIF DOSEN PSIKOLOGI UIN MALANG
Keywords:
Insecure, Al Misbah, PsikologiAbstract
Meskipun penelitian ini memiliki pendekatan yang inovatif dengan menggabungkan ilmu tafsir dan psikologi, ada beberapa poin kritis yang perlu diperhatikan. Pertama, keterbatasan metodologi dan data menjadi celah utama. Penelitian ini sangat bergantung pada wawancara dengan hanya satu dosen psikologi, yang memunculkan pertanyaan serius tentang validitas dan kemampuan generalisasi temuan. Perspektif tunggal ini tidak cukup untuk merepresentasikan keragaman pandangan dalam disiplin psikologi secara keseluruhan. Selain itu, dengan hanya berfokus pada Tafsir Al-Mishbah, penelitian ini mungkin mengabaikan kekayaan interpretasi dari tafsir lain yang juga relevan. Kedua, ada potensi anachronism dan confirmation bias dalam pendekatan penelitian. Menerjemahkan konsep modern seperti insecure ke dalam teks kuno Al-Qur'an dan tafsirnya berisiko memaksakan makna, di mana peneliti cenderung memilih dan menafsirkan ayat-ayat yang mendukung hipotesis awal mereka. Meskipun ada kesamaan kata seperti khauf atau huzn, konteks dan makna spiritualnya mungkin jauh lebih kompleks dari definisi psikologis modern. Ketiga, penelitian ini tidak menyentuh aspek implementasi praktis. Sebagai studi deskriptif-analitis, penelitian ini hanya mengidentifikasi padanan makna tanpa menguji efektivitas dari solusi yang ditawarkan. Tanpa adanya uji coba atau studi kasus, temuan penelitian ini sulit dibuktikan manfaatnya secara empiris di dunia nyata. Terakhir, analisis psikologisnya terasa kurang mendalam. Meskipun melibatkan seorang ahli, penelitian ini hanya mengidentifikasi kata-kata kunci tanpa menggali lebih dalam mekanisme psikologis yang melandasi rasa insecure dari perspektif Al-Qur'an. Ini membuat analisisnya kurang komprehensif dari sudut pandang ilmu psikologi.


