TOKOH TASAWUF AL-MUHASIBI (BIOGRAFI, TASAWUF DAN KISAH HIDUPNYA)

Abstract

Di kalangan masyarakat muslim, belum banyak yang mengetahui tentang nama al-Muhasibi. Ia tidak setenar rekan seangkatannya seperti al-Ghazali, Junaid al-Bagdadi, Abi al-Hasan al-Syadzili, dan Abdul Qadir al-Jilani. Sekarang, tasawuf al-Ghazali dan Junaid al-Baghdadi diakui sebagai gaya hidup spiritual resmi oleh organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama. Al-Syadzili dan al-Jilani terkenal di dunia tasawuf, khususnya di kalangan pengikut tarekat Syadziliyah dan Qadiriyah. Tapi di antara orang yang mempelajari tasawuf, nama alMuhasibi sudah dikenal. Buku-buku Al-Muhasibi telah menjadi referensi utama para sufi seperti al-Ghazali sejak lama. Imam al-Ghazali mengaku dipengaruhi oleh al-Muhasibi dalam bukunya al-Munqid min al-Dhalal. Junaid al-Baghdadi adalah murid langsung al-Muhasibi. Junaid mengakui bahwa dia sangat suka tasawuf dan alMuhasibi banyak mempengaruhinya dalam pilihan hidupnya. “Sama halnya dengan sufi-sufi lainnya, banyak yang menggunakan ajaran tasawuf al-Muhasibi seperti al-Qusyairi, al-Sarraj, al-Hujwiri, dan lain sebagainya. sarjana yang meletakkan dasar bidang itu.

Dia tidak hanya mengajar siswa tetapi juga menulis buku. Beberapa karyanya yang penting adalah al-Ri`ayah li huquq Allah dan al-Washaya. Buku Al-Muhasibi tentang Hak Allah, disebut al-Ri'ayah, sangat dihormati oleh para ulama sufi bahkan setelah masanya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mempelajari buku ini secara menyeluruh. Sebelum artikel ini membahas tentang kitab tersebut, ada baiknya untuk menyebutkan informasi tentang latar belakang pribadi dan intelektual al-Muhasibi. Oleh karena itu, hal itu akan membantu kita memahami bagaimana tasawuf al-Muhasibi dihasilkan dan bagaimana kondisi sosial juga memengaruhi tasawuf al-Muhasibi.